Jakarta - Cagub-cawagub DKI Jakarta dan tim pemenangannya saling
adu argumen soal masalah-masalah ibukota, salah satunya tentang
penggusuran. Yang terbaru, Pemprov DKI menertibkan bangunan di bantaran
Kali Ciliwung, persisnya di Bukit Duri.
Tim pemenangan Agus
Yudhoyono-Sylviana Murni, Roy Suryo menegaskan bahwa lokasi warga
sangat perlu jika menyalagunaka aturan.Roy mengaskan bahwa tidak ada aturan-aturan yang boleh untuk di tabrak.
"Kalau memang benar menyalagunakan aturan, perlu
direlokasi. Kalau memang itu dataran sungai dan peruntukannya untuk
pengairan, kita jangan membahayakan masyarakat jika tidak menggusur,"
kata Roy dalam diskusi Polemik bertema 'Adu Strategi di Tanah Betawi' di
Restoran Warung Daun, Jalan Raya Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu,1 oktober 2016.
Roy juga mengatakan bahwa saat penggusur juga harus
memberikan alternatif kepada warga setempat, seperti tempat tinggal baru yang
dekat sama sekolahan di sana tempat nya enak,selain enak tempat nya juga mudah untuk mencari mata pencarian . Kemudian Roy
mengatakan bahwa penggusuran situs budaya tidak boleh secara gegabah.
"Harus
dicek kembali (sebelum menggusur). Bung Karno pernah bilang 'Jas Merah
(Jangan perlu melupakan sejarah)'. Kalau mereka mau memimpin jakarta mereka harus tau dan megenal jakarta dulu. Saya yakin Mas Agus bisa mewujudkan itu,"
ujar Waketum Partai Demokrat tersebut.
Sementara itu, Ketua Tim
Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera menerangkan
bahwa jangan semata-mata melihat penggusuran semata, tetapi harus
meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jakarta. Politikus PKS tersebut
mengatakan penggusuran itu harus tepat guna.
"Orang itu tidak
seperti lemari yang bisa digeser kapan saja yang kita mau. Kami temukan di Muara
Angke, nelayan dipindahkan ke apartemen, itu kan tidak tepat. Harusnya
pemimpin harus melihat dengan hati," ujar Mardani.
Mardani juga
menjelaskan bahwa kota yang indah adalah kota yang heterogen, bukan
sebaliknya. "Untuk kepentingan publik, memang perlu tata kelola, tetapi
jangan ada penggusuran, misal bisa dibuat rumah deret," tegasnya.
Sementara
itu, tim pemenangan pasangan petahana Basuki T Purnama (Ahok)-Djarot
Syaiful Hidayat, Masinton Pasaribu mengatakan penggusuran yang dilakukan
Ahok sebenarnya tepat, tetapi gaya komunikasi dari Ahok masih harus
diperbaiki. Masinton membandingkan saat Gubernur DKI periode 2012-2014,
Joko Widodo (Jokowi) melakukan penggusuran.
"Memang ada dulu Pak
Jokowi melakukan pendekatan partisipatif, nah ini yang harus diperbaiki
Ahok. Harusnya bisa dilakukan cara cara dialog, bukan dengan kekuasaan,"
ungkap Masinton.
Masinton menilai bahwa kritik yang diberikan
dari PDI-P khususnya terhadap Ahok itu penting dalam aspek mendukung.
Masinton berharap agar pasangan Ahok-Djarot dapat melakukan komunikasi
yang baik dalam hal penataan. "Kalau yang sering kita lihat, dua pasangan calon
lainnya mengakui kapasitas Ahok-Djarot dalam mengelola banjir, mengelola
sampah, dan lain-lain," tutupnya.
